Evolusi Cara Berteman Pria: Dari Tradisi ke Teknologi

Persahabatan pria mengalami evolusi yang berbeda-beda di setiap generasi. Mulai dari generasi Baby Boomers yang lahir antara 1946 dan 1964, generasi ini dikenal karena peran pentingnya dalam gerakan hak sipil dan cenderung menjalin hubungan melalui interaksi langsung seperti telepon dan surat. Mereka menghargai hubungan dan memiliki keterampilan interpersonal yang kuat​​.

Generasi X, lahir antara 1965 dan 1980, fokus pada keseimbangan kerja-hidup dan lebih mandiri, seringkali karena dibesarkan oleh orang tua yang bekerja atau orang tua tunggal. Generasi ini cenderung menunda pernikahan dan memiliki anak untuk mengembangkan diri sendiri terlebih dahulu​​.

Millennials, lahir sekitar tahun 1980 hingga 2000, dikenal sebagai generasi yang terobsesi dengan teknologi dan inovasi. Mereka tumbuh dalam lingkungan yang kurang otoritatif dan cenderung membuat aturan sendiri. Interaksi sosial mereka sering kali terjadi melalui gadget, mempengaruhi keterampilan interpersonal mereka​​.

Generasi Z, lahir antara 1995 dan 2012, masih dalam tahap pertumbuhan. Mereka tumbuh dengan teknologi dan cenderung sangat terhubung secara digital. Namun, data spesifik mengenai pola persahabatan mereka masih terus berkembang​​.

Menariknya, Gen Z dan Millennials memiliki pandangan yang serupa mengenai isu-isu sosial dan politik, termasuk sikap terhadap ras, gender, dan keluarga​​.

Penelitian oleh AARP juga mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan dalam cara pria dan wanita menjalin persahabatan. Pria cenderung tidak sebuka wanita dan sering kali membatasi topik percakapan pada olahraga, hobi, dan politik, sementara wanita lebih terbuka dan mengandalkan persahabatan untuk dukungan emosional​​.

Penelitian Todd Migliaccio menggunakan model struktural untuk menganalisis persahabatan 98 pria, menemukan bahwa ekspektasi maskulinitas, seperti perilaku stoik dan sikap anti-feminin, mempengaruhi bentuk kedekatan dalam persahabatan pria. Ini menunjukkan bagaimana norma maskulin mempengaruhi cara pria menjalin dan mengekspresikan kedekatan dalam persahabatan mereka​​.

Generasi pria saat ini menghadapi tantangan dalam menjaga persahabatan intim. Data menunjukkan bahwa pria dari semua kelompok generasi cenderung kehilangan teman seiring waktu, terutama persahabatan yang intim​​. Penelitian ini menyoroti pentingnya pemahaman yang lebih baik tentang dinamika persahabatan pria dan bagaimana faktor-faktor seperti norma budaya dan sosial mempengaruhinya.

Selain itu, generasi Millennial dan Gen Z diketahui paling mungkin tidak memiliki teman di tempat kerja, menunjukkan pergeseran dalam pola pembentukan dan pemeliharaan persahabatan di kalangan pria muda. Kurangnya literasi emosional, yaitu kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami, dan mengekspresikan perasaan serta empati, telah menjadi hambatan dalam membentuk hubungan yang lebih dalam​​.

Namun, ada tanda-tanda perubahan. Penelitian terkini menunjukkan bahwa pria saat ini lebih terbuka secara fisik dan emosional dalam persahabatan sesama jenis, berbeda dengan norma maskulin tradisional yang mengutamakan aktivitas bersama daripada kedekatan emosional​​.