Manusia Laut: Sebuah Penyesuaian Genetik Untuk Bertahan Hidup

Suku Bajau, yang berdiam di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, dan Filipina, dikenal dengan kebiasaan hidup mereka di laut. Sebagian besar waktu mereka, sekitar 60% atau sekitar delapan jam sehari, dihabiskan di bawah air, berburu ikan dan gurita dengan tangan kosong di dasar laut yang mencapai kedalaman hingga 200 kaki. Kemampuan ini tidak didukung oleh peralatan selam modern, melainkan oleh adaptasi fisik dan genetik yang luar biasa​​​​.

Kemampuan Menakjubkan Menahan Napas

Salah satu kemampuan paling menonjol dari suku Bajau adalah kemampuan mereka untuk menahan napas dalam waktu yang luar biasa panjang, terkadang hingga 13 menit. Hal ini memicu rasa ingin tahu para peneliti, termasuk Melissa Ann Ilardo, seorang ahli genetika evolusioner dari University of Utah, yang melihat fenomena ini sebagai kesempatan unik untuk mempelajari seleksi alam pada manusia​​.

Rahasia Spleen yang Membesar

Penelitian Ilardo mengungkap bahwa salah satu rahasia di balik kemampuan luar biasa suku Bajau adalah ukuran limpa (spleen) mereka yang 50% lebih besar dari rata-rata manusia. Limpa yang lebih besar memungkinkan tubuh menyimpan lebih banyak sel darah merah yang teroksigasi, memberikan dorongan oksigen tambahan selama menyelam. Fenomena ini mirip dengan yang terjadi pada beberapa spesies anjing laut yang juga memiliki limpa besar untuk menyelam dalam waktu lama​​​​.

Bukti Adaptasi Genetik

Penelitian lebih lanjut yang dilakukan Ilardo, termasuk pengambilan sampel DNA dan sekuensing genom, menyoroti gen PDE10A yang aktif di kelenjar tiroid dan mengatur pelepasan hormon. Versi gen PDE10A yang ditemukan pada suku Bajau terkait dengan tingkat hormon yang lebih tinggi, yang dapat menyebabkan limpa tumbuh lebih besar. Temuan ini tidak hanya menunjukkan adaptasi untuk bertahan hidup tetapi juga menunjukkan bukti evolusi genetik dalam skala manusia​​.

Kemampuan luar biasa suku Bajau dalam menyelam dan menahan napas di bawah air bukanlah hasil dari peralatan modern atau latihan intensif, melainkan hasil dari adaptasi genetik yang terjadi selama ribuan tahun. Mereka membuktikan bahwa evolusi masih berlangsung, bahkan pada manusia, dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan ekstrem.