Menapak Bahagia Tanpa Cincin: Kebahagiaan Dalam Hidup Sendiri dan Tidak Menikah

Hidup sendiri dan tidak menikah telah menjadi fenomena yang semakin lazim di berbagai masyarakat modern. Penelitian yang dilakukan oleh berbagai lembaga menunjukkan bahwa jumlah individu yang hidup sendiri terus meningkat, tak terkecuali di negara-negara Uni Eropa dan Nordik. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan penting: apakah hidup sendiri dan tidak menikah dapat membawa kebahagiaan yang lebih besar daripada hidup berpasangan?

Menurut sebuah tinjauan sistematis di Systematic Reviews, hidup sendiri berkaitan dengan beberapa tantangan yang berpotensi mempengaruhi kesejahteraan mental, seperti kesepian, masalah kesehatan, hingga kesulitan finansial. Di sisi lain, penelitian lain menunjukkan bahwa hidup sendiri tidak selalu berdampak negatif terhadap kesehatan mental. Misalnya, penelitian oleh Dreger et al. menemukan bahwa hidup tanpa pasangan signifikan dikaitkan dengan kesehatan mental yang buruk bagi kedua jenis kelamin, namun Oates et al. tidak menemukan korelasi signifikan antara hidup sendiri dan kesehatan mental yang positif​​.

Sementara itu, studi mengenai kebahagiaan dalam pernikahan menunjukkan hasil yang beragam. Sebuah analisis statistik dari 18 penelitian jangka panjang yang diterbitkan di Journal of Personality and Social Psychology mengungkapkan bahwa secara umum, pernikahan tidak secara signifikan meningkatkan kebahagiaan. Orang-orang yang menikah dan kemudian bercerai atau menjadi duda seringkali merasa kurang bahagia dibandingkan mereka yang tetap lajang. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kepuasan dengan kehidupan dan kepuasan dalam hubungan cenderung menurun seiring waktu setelah menikah​​.

Pada akhirnya, apakah hidup sendiri dan tidak menikah dapat membuat seseorang lebih bahagia tampaknya sangat bergantung pada berbagai faktor, termasuk kebutuhan individu, lingkungan sosial, dan kondisi psikologis. Sebagaimana ditunjukkan oleh penelitian, tidak ada jawaban pasti yang berlaku untuk semua orang. Faktanya, pilihan untuk hidup sendiri atau menikah sebaiknya didasarkan pada apa yang terbaik bagi kesejahteraan dan kebahagiaan masing-masing individu, bukan berdasarkan norma atau tekanan sosial.