Teka-Teki Tanggal Kelahiran Yesus: Mengapa Natal Dirayakan pada 25 Desember?

Menelusuri Asal-Usul Perayaan Natal dan Sejarah Kelahiran Yesus

Sejarah kelahiran Yesus, tokoh sentral dalam agama Kristen, sering kali menyisakan misteri dan debat, khususnya tentang tanggal kelahirannya. Meskipun Natal dirayakan secara luas pada 25 Desember, bukti historis menunjukkan bahwa tanggal ini mungkin tidak mencerminkan hari kelahiran Yesus yang sebenarnya.

Pertama, perlu dipahami bahwa tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus bukanlah berdasarkan catatan historis, melainkan adopsi oleh gereja Kristen pada abad keempat​​. Menariknya, penelitian terkait teks Alkitab dan pengetahuan tentang tugas kependetaan menunjukkan bahwa Yesus mungkin lahir sekitar waktu Tishri, yang jatuh pada pertengahan hingga akhir September. Estimasi ini didapatkan dengan memulai dari konsepsi Yohanes Pembaptis yang terjadi pada bulan Sivan (Juni)​​.

Kronologi historis lebih lanjut mengindikasikan bahwa kelahiran Yesus mungkin terjadi antara tahun 7 hingga 4 SM, meskipun ada kemungkinan kelahiran tersebut beberapa tahun sebelum atau sesudah periode tersebut​​. Secara umum, dipercaya bahwa Yesus lahir sekitar tahun 6 hingga 4 SM di Bethlehem​​.

Mengenai penetapan tanggal 25 Desember, ada hipotesis yang menarik yaitu "Calculation hypothesis". Hipotesis ini mengusulkan bahwa Natal dihitung sebagai sembilan bulan setelah tanggal yang dipilih sebagai konsepsi Yesus (Pengumuman kepada Maria), yaitu pada 25 Maret, tanggal ekuinoks musim semi Romawi. Hipotesis ini pertama kali diajukan oleh penulis Prancis, Louis Duchesne, pada tahun 1889​​.

Ringkasnya, meskipun Natal dirayakan pada 25 Desember, bukti historis dan teologis menunjukkan bahwa tanggal ini lebih merupakan hasil adopsi oleh gereja Kristen, daripada cerminan tanggal kelahiran Yesus yang sebenarnya. Penelitian terkini masih terus berlangsung untuk menggali lebih dalam tentang misteri tanggal kelahiran Yesus ini.